Tidak
ada istilah persekutuan yang abadi, yang ada hanyalah satu kata ‘Kepentingan
bersama’. Persetan dengan istlah perang
antara Timur dan Barat, yang ada hanya perang melawan kebangkitan Timur Tengah
(Islam)!
Akhir akhir ini banyak
kejadian yang cukup menyita perhatian dunia, baik diranah mancanegara hingga
dalam Negara, dimulai dari kejadian pengeboman di Paris Prancis dengan motif
yang katanya ’Teroris berkedok agama’ berlanjut kedalam negeri yang melibatkan
bupati purwakarta Dedi Mulyadi dengan pimpinan sekaligus imam besar FPI Habib
Rizieq Syihab atas kasus ‘Campur Racun’. dan yang cukup menyita perhatian
publik sampai saat ini adalah kasus #PapaMintaSaham yang menyeret beberapa
pejabat tinggi Negara hingga berujung pada desas desus #PapaMenangCurang.
Pertama kita mulai dari
tragedi yang menjadikan agama sebagai motif atas kejadian di Paris Perancis.
Kasus ini mengajak kita untuk berimajinasi meskipun sebatas wacana belaka
namun, orang awam sekalipun akan tertawa mendangar tregedi Paris ini, ada
bererapa fakta yang perlu kita perhatikan. Konflik suriah yang melibatkan
Pemerintah dengan para pemberontak dari kalangan garis keras yang didatangkan
dari berbagai Negara dengan tujuan ingin menjatuhkan rezim Basar assad hingga
berujung pada pendukungan Amerika dengan Nato-nya ditambah sokongan dari Negara
tetangga yang terdiri dari Negara teluk dengan dimotori oleh Arab Saudi.
Konflik ini bertambah seru dengan datagnya Isis (Islamic State of Irak and Suriah)
sebagai pihak lain yang tidak berpihak pada dua kelompok yang berseteru hal ini
menjadikan Amerika dan para sekutu mempunyai dalih koyol untuk menduduki Suriah
seraca militer.
Entah, apakah ada
kekuatan ‘ghaib’ yang membantu rezim Basar Assad hingga saat ini tidak bisa
runtuh oleh gempuran beberapa aliansi dari Amerika, pemberontak dan ISIS. Logika
kita akan berimajinasi bahwa sebuah Negara yang diduki oleh gabungan militer
dan para jihadis dengan dilengkapi peralatan sepektakuler nan canggih tidak
akan berumur lama, lain hal dengan konflik Suriah ini semua terbantahkan, -
terlepas dari keterikutan Iran dan Rusia dibalik itu- konflik ini telah meletus
cukup lama mulai dari 2011 hingga saat ini akhir tahun 2015. Penulis tidak akan
membahas terkait penyebab konflik Suriah ini –silahkan baca penejelasan dari
putra Ulama terkemuka sekaligus ketua perhimpunan Ulama Suriah Dr.Taufiq Ramadhan
al-buthi dalam ceramahnya pada konfrensi ke-4 International Conference of
Islamic Scholars (ICIS) di Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang- yang
akan menjadi fokus pembahasan pada kasus ini adalah rekayasa dibalik tragedi
Paris Perancis yang menjadi duka bagi barat.
Tepatnya pada siding darurat
yang diadakan oleh PBB di Zurich Swiss yang hampir memutuskan akan menutup
kasus Suriah dari tanggung jawab Nato dan para sekutu, kasus yang diambang
lepas dari Amerika dan sekutu tentunya hal ini akan merugikan mereka yang telah
cukup lama dan menghabiskan biaya yang lumayan besar. Hemat penulis, bahwa ada kesengajaan
yang jelas dibuat oleh Prancis atas teragedi Paris ini, terbukti setelah tragedi
ini beberapa Negara seperti Inggris, Jerman ikut turun tangan kedalam konflik
Suriah dengan Pembenaraan ingin menghancurkan ISIS, orang pintar mana yang akan
berkata bahwa tindakan mereka adalah benar? Mengatasnamakan membasmi kejatahatan
demi menjajah sebuah Negara. adalah tindakan yang tidak berprikemanusaian yang
patut kita tolak! Sudah jelas sekali tragedi Paris ini merupakan umpan agar ‘Mereka’
menadapat ‘Lampu Hijau’ supaya leluasa untuk menyerang Suriah tanpa ada rasa
salah dihadapan dunia. Sangat biadap!
Kedua, pada kasus
‘’Campur Racun’’ penulis tidak akan membahas dari segi agama tentunya akan
terjadi perdebatan yang tidak akan pernah usai, apalagi menyinggung antara
Agama dan Budaya. Penulis akan lebih jeli melihat dari sisi lain, - terlepas
bahwa ini hanya sebuah pandangan yang perlu dikritisi- Melihat sosok Bupati
Purwakarta Bapak Dedi Mulyadi yang bisa dibilang mempunyai pengetahuan lebih
terutama dibidang agama, rasa-rasanya aneh jika kita mengatakan beliau sudah
jauh dari nilai-nilai agama terumata berbicara terkait Budaya. Kasus ini
tepatnya merupakan upaya dari beliau untuk mempromsikan Purwakarta sebagai
wajah Baru dari Jawa barat yang kaya akan budaya Sundanya.
Pembangunan Purwakarta
yang sudah berjalan lama bisa dibilang tinggal tahap penyelesaian dan
penyempurnaan dibeberapa tempat. Sebagai upaya untuk mengenalkan Purwakarta
hingga keranah dunia perlu didukung Media yang kuat hal ini akan memakan biaya
yang lumayan besar, cara unik yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Purwarta
adalah menciptakan ‘Menejemen Konflik’ dengan menyeret tokoh yang terkenal
didalam negeri ini yaitu Habib Rizieq Syihab. Perlu kita ketahui bahwa FPI di Purwakarta
lumayan besar dan sudah lama berdiri, kita akan berfikir kenapa tidak mulai
dulu saja menolak pembangunan yang katanya penuh dengan kufaraat itu? Sepertinya
ada rencana yang sudah tertata rapi dari kasus ini. Terbukti semenjak kasus ini
diangkat kepermukaan publik, semua manusia dimuka bumi tau kalo ada kabupaten
di Indonesia yang namannya Purwakarta ingin mempromosikan daearah mereka dengan
Icon kebudayaan Sundanya.
Lantas, hal ini yang memberikan
dampak yang sangat positif terhadap Kabupaten Purwaktara, secara tidak langsung
kita turut andil menjadi bagian media bagi mereka untuk mempromosiakan daerah Purwakarta.
Dan ketika Purwakarta sedah menjadi Icon budaya Jawa Barat tentunya akan
mengundang para pelancong hingga dari manca Negara untuk mengunjunginya. Hal ini
sangat menguntugkan masyarakat Purwakarta karena dengan sendirinya dapat
menumbuhkan perekonomian mereka. Sungguh salut perlu diterapkan!
Pada kasus #PapaMintaSaham
yang melibatkan ketua DPR Setia Novanto, Reza chalid (pengusaha Minyak) dan Presedir
PT Freeport Indonesia (PTFI) Ma’erof Samsoeddin. merupakan kasus ‘Tai kucing’
diranah Negara tercinta ini, ada upaya kesengajaan dari pemerintah dan beberapa
pikah terkait yang ingin menutup kenyataan dan fakta yang terjadi pada kontrak
perpanjangan PT Freeport ini, terbukti hingga saat ini kasus ini terus berjalan
dengan melibatkan beberapa nama baru yang ikut bermain didalamya, blow-up
dari media merupakan sebuah cara untuk menutupi fakta lapangan terkait kontrak
perpanjangan PT Freeport ini. Jika kita sedikit berpikir positif, apabila
memang pemerintah mempunyai I’ktikad baik dan hatinya bersih tentunya tidak
akan terjadi kasus seperti ini, bahkan perpanjangan kontrak karya ini pastinya
tidak akan di lanjutkan lagi ditahun 2019. Namun, yang terjadi dilapangan hanya
pengaburan fakta yang berlarut larut hingga detik ini. Hanya permainan politik
kotor yang selalu dipertontonkan kepada masyarakat. Entah sampai kapan kalian
para pemimpin kita akan selalu seperti itu?!
Mengutip perkataan sebuah
aktor dalam perpolitikan Amerika, bahwa didunia ini tidak ada istilah persekutuan
yang abadi, yang ada hanyalah satu kata ‘Kepentingan bersama’. Persetan dengan istlah perang antara Timur dan Barat,
yang ada hanya perang melawan kebangkitan timur tengah (Islam)! Sebuah rekayasa
publik untuk sebuah cara agar tujuan kita tergapai merupakan hal yang lumrah,
terlepas hal itu mengakibatakan efek negative bagi umat manusia. ‘Teroi Politik
kekinian’.
No comments:
Post a Comment