Tuesday 10 November 2015

Selamat Hari pahlawan 10 November 2015!




‘’Biarlah pena ini mengalir dengan sendirinya untuk mengenang keberaniamu demi keindahan yang kini sudah kunikmati’’


Merefleksikan sebuah kenangan untuk kepahlawanan para milisi Nasional tidak harus sama. Merupakan keharusan individu untuk mengenang jasa mereka yang telah rela dengan sepenuh hati mengorbankan segenap jiwa dan raganya demi tegaknya bendera merah putih. Sejarah mencatat bahwa tragedi 10 November 1945 merupakan perang terbesar setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hari yang tidak mungkin dilupakan oleh setiap insan yang tertancap dalam hatinya sifat ‘pahlawan’ khususnya pemuda Surabaya.

Pekikan takbir yang menggetarkan jiwa mengisyaratkan bahwa rakyat Indonesia mempunyai keberanian yang tinggi untuk menumpas segala bentuk kolonialisme dibumi tercinta ini. Dimotori oleh orator ulung yang terkenal hingga pada detik ini, Bong Tomo dengan tegasnya menyerukan ‘Jihad’ demi kemulian Bangsa dan Negara atas dasar resolusi jihad yang dikeluarkan oleh kalangan ulama yang dipimpin oleh KH Hasyim as’ary.

Hal yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan kita dari tragedi 10 November 1945 adalah kolaborasi antara mereka yang mempunyai jiwa Patriotik dan Ulama -sebagai wakil tuhan- demi tujuan yang sama, tujuan mulia yaitu kemerdekaan Indonesia. Merupakan gambaran yang sangat ideal hinga saat ini, dimana Ulama yang memegang peranan peting dalam menyuarakan pandangan agama demi kemaslahatan Bangsa dan Negara. sedangkan seorang patriotiklah yang memegang kendali penuh dalam memandu jalannya sebuah jihad diarena perang. Keduanya bisa berjalan berdampingan dengan harmonis atas tujuan yang satu yaitu mempertahankan jati diri sebuah Negara! dari hubungan keduanya tercipta sebuah jiwa–jiwa penuh dengan semangat membara yang merasuk pada setiap hati dan jiwa pemuda dan rakyat Indonesia untuk mempertahankan tumpah darah ini.

Pada dasarnya ada peran yang patut kita kenang pada peristiwa ini, peran Pemuda Nusantara yang turun memainkan aksinya dalam peristiwa mulia ini, menjadikan jiwa sebagai taruhan untuk mempertahankan Indonesia. Mengenyampingkan Peran pemuda dalam kontek apapun adalah mimpi disiang hari! jauh akan nilai peradaban yang kuat. Menilik dari berbagai aspek sejarah perubahan didunia peran pemudalah yang menjadi garda terdepan untuk menuju pada pintu perubahan. Begitu juga dalam sejarah awal Islam, peran sahabat Ali Karromallahu wajhahu dikalangan pemuda dalam mensukseskan dakwah syiar Islam adalah perjuangan yang perlu dijadikan panutan. Dengan keberanian dan tekad yang kuat serta keyakinan atas pertolongan Allah beliau rela menggantikan diri ditempat tidur Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam. pada saat peristiwa pengepungan oleh kaum kafir Qurays Makkah.

Pun juga pada setiap pergolakan perubahan di Indonesia. peran pemuda turut ikut andil penting didalamnya. Berperan penting dalam sejarah kemerdekaaan Negara tercinta, serta menjadi bagian dalam pemberantasan PKI (termasuk jatuhnya orde lama). Berlanjut pada standard ganda yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Lama demi membatasi gerak-gerik pemuda untuk mengamankan kekuasaan pemerintahan  presiden Soharto pada masa itu, Namun, pergerkan pemuda tidak dapat dibendung hingga berlanjut pada tragedi 1998 - entah ini sebuah awal kemajuan atau malah awal dari ketidakjelasan. Maka mempersiapkan para pemuda yang mempunyai integritas tinggi serta ditopang dengan kemampuan yang memadai adalah bagian dari skenario besar untuk kemajuan dimasa mendatang. Maka pantaslah pepatah arab yang sangat masyhur dikalangan kita yang berbunyi: 

Syubbanul Yaum Rijalul Ghod. Pemuda saat ini adalah pemimpin dimasa mendatang!

Secara rasional, pikiran kita akan menganalisa bahwa memperisapkan diri dengan berbagai kemampuan serta dengan Integritas yang tinggi adalah harga mati untuk masa mendatang yang lebih menjanjikan!. Sebaliknya jika hanya terlana dengan dongen tentang peran pumuda masa lalu yang berkilau bak permata maka bersiaplah untuk terus berkelana dalam dunia mimpi!

Inna fiyadikum amral ummah, Wafii aqdamikum hayataha. begitulah untaian indah yang sering dungkapkan oleh Prof. Mustofa al-Ghulayani untuk memotivasi para pemuda untuk lebih maju lagi. Pada sejatinya ditangan pemudalah segala permasalahan bangsa ini, maka pada kemajuan mereka pulalah kehidupan ini bergantung! Sebuah momentum di hari pahlawan ini untuk mengenang mereka yang telah gigih mempertahankan tumpah dara tercinta. Mari Bangitkan jiwa pahlawan yang terpendam dalam diri kita untuk kemajuan indonesia dimasa mendatang. Satu pilihan untuk kita, Maju atau Mati!


Terima kasih para pahlawan.. tidak banyak yang bisa kita perbuat untuk ibu pertiwi ini, semoga jasa-jasamu yang telah kau korbankan demi keindahan yang kita rasakan ini menjadikan kita sadar bahwa perjuangan kita untuk kesuksesan dimasa mendatang masih jauh. Semoga keberaniamu dapat menular kepada seluruh hati jiwa kami untuk tetap menjaga Negara tercinta ini. Amiin.


Selamat Hari Pahlawan 10 November 2015
Merdeka! 

No comments:

Post a Comment