‘’Biarlah
pena ini mengalir dengan sendirinya untuk mengenang keberaniamu demi keindahan
yang kini sudah kunikmati’’
Merefleksikan
sebuah kenangan untuk kepahlawanan para milisi Nasional tidak harus sama.
Merupakan keharusan individu untuk mengenang jasa mereka yang telah rela dengan
sepenuh hati mengorbankan segenap jiwa dan raganya demi tegaknya bendera merah
putih. Sejarah mencatat bahwa tragedi 10 November 1945 merupakan perang
terbesar setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hari yang tidak mungkin
dilupakan oleh setiap insan yang tertancap dalam hatinya sifat ‘pahlawan’
khususnya pemuda Surabaya.
Pekikan
takbir yang menggetarkan jiwa mengisyaratkan bahwa rakyat Indonesia mempunyai keberanian
yang tinggi untuk menumpas segala bentuk kolonialisme dibumi tercinta ini. Dimotori
oleh orator ulung yang terkenal hingga pada detik ini, Bong Tomo dengan
tegasnya menyerukan ‘Jihad’ demi kemulian Bangsa dan Negara atas dasar
resolusi jihad yang dikeluarkan oleh kalangan ulama yang dipimpin oleh
KH Hasyim as’ary.
Hal
yang patut kita jadikan contoh dalam kehidupan kita dari tragedi 10 November
1945 adalah kolaborasi antara mereka yang mempunyai jiwa Patriotik dan Ulama
-sebagai wakil tuhan- demi tujuan yang sama, tujuan mulia yaitu kemerdekaan
Indonesia. Merupakan gambaran yang sangat ideal hinga saat ini, dimana Ulama
yang memegang peranan peting dalam menyuarakan pandangan agama demi
kemaslahatan Bangsa dan Negara. sedangkan seorang patriotiklah yang memegang
kendali penuh dalam memandu jalannya sebuah jihad diarena perang. Keduanya bisa
berjalan berdampingan dengan harmonis atas tujuan yang satu yaitu
mempertahankan jati diri sebuah Negara! dari hubungan keduanya tercipta sebuah
jiwa–jiwa penuh dengan semangat membara yang merasuk pada setiap hati dan jiwa
pemuda dan rakyat Indonesia untuk mempertahankan tumpah darah ini.
Pada
dasarnya ada peran yang patut kita kenang pada peristiwa ini, peran Pemuda
Nusantara yang turun memainkan aksinya dalam peristiwa mulia ini, menjadikan
jiwa sebagai taruhan untuk mempertahankan Indonesia. Mengenyampingkan Peran pemuda
dalam kontek apapun adalah mimpi disiang hari! jauh akan nilai peradaban yang
kuat. Menilik dari berbagai aspek sejarah perubahan didunia peran pemudalah
yang menjadi garda terdepan untuk menuju pada pintu perubahan. Begitu juga dalam
sejarah awal Islam, peran sahabat Ali Karromallahu wajhahu dikalangan pemuda dalam mensukseskan dakwah
syiar Islam adalah perjuangan yang perlu dijadikan panutan. Dengan keberanian
dan tekad yang kuat serta keyakinan atas pertolongan Allah beliau rela
menggantikan diri ditempat tidur Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam.
pada saat peristiwa pengepungan oleh kaum kafir Qurays Makkah.
Pun
juga pada setiap pergolakan perubahan di Indonesia. peran pemuda turut ikut
andil penting didalamnya. Berperan penting dalam sejarah kemerdekaaan Negara tercinta,
serta menjadi bagian dalam pemberantasan PKI (termasuk jatuhnya orde lama). Berlanjut
pada standard ganda yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Lama demi membatasi
gerak-gerik pemuda untuk mengamankan kekuasaan pemerintahan presiden Soharto pada masa
itu, Namun, pergerkan pemuda tidak dapat dibendung hingga berlanjut pada tragedi
1998 - entah ini sebuah awal kemajuan atau malah awal dari ketidakjelasan. Maka
mempersiapkan para pemuda yang mempunyai integritas tinggi serta ditopang dengan
kemampuan yang memadai adalah bagian dari skenario besar untuk kemajuan dimasa
mendatang. Maka
pantaslah pepatah arab yang sangat masyhur dikalangan kita yang
berbunyi:
Syubbanul Yaum Rijalul Ghod. Pemuda saat ini adalah pemimpin
dimasa mendatang!
Secara
rasional, pikiran kita akan menganalisa bahwa memperisapkan diri dengan
berbagai kemampuan serta dengan Integritas yang tinggi adalah harga mati untuk masa mendatang yang lebih
menjanjikan!. Sebaliknya jika hanya terlana dengan dongen tentang peran pumuda
masa lalu yang berkilau bak permata maka bersiaplah untuk terus berkelana dalam
dunia mimpi!
Inna
fiyadikum amral ummah, Wafii
aqdamikum hayataha. begitulah untaian indah yang sering dungkapkan oleh
Prof. Mustofa al-Ghulayani untuk memotivasi para pemuda untuk lebih maju lagi.
Pada sejatinya ditangan pemudalah segala permasalahan bangsa ini, maka pada
kemajuan mereka pulalah kehidupan ini bergantung! Sebuah momentum di hari
pahlawan ini untuk mengenang mereka yang telah gigih mempertahankan tumpah dara
tercinta. Mari Bangitkan jiwa pahlawan yang terpendam dalam diri kita untuk
kemajuan indonesia dimasa mendatang. Satu pilihan untuk kita, Maju atau Mati!
Terima kasih
para pahlawan.. tidak banyak yang bisa kita perbuat untuk ibu pertiwi ini,
semoga jasa-jasamu yang telah kau korbankan demi keindahan yang kita rasakan
ini menjadikan kita sadar bahwa perjuangan kita untuk kesuksesan dimasa
mendatang masih jauh. Semoga keberaniamu dapat menular kepada seluruh hati jiwa
kami untuk tetap menjaga Negara tercinta ini. Amiin.
Selamat
Hari Pahlawan 10 November 2015
Merdeka!
No comments:
Post a Comment